TUGAS
KOMUNIKASI DAN KONSELING
OLEH :
1.
Rizki Laela
Amalia 30710031
2.
Rosiana Kholida 30710032
3.
Siti Istikomah 30710033
4.
Sofiana
Puspitasari 30710034
5.
Tri Widayanti 30710035
6.
Triya Galih
Rahayu 30710036
INSTITUT
ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
FAKULTAS
KESEHATAN MASYARAKAT
PRODI
DIII KEBIDANAN
TAHUN
2011
KONSELING PADA IBU
DENGAN
MASALAH INFERTILITAS
I. PENDAHULUAN
Fertilitas
Fertilitas
adalah kemampuan seorang wanita (istri) untuk menjadi hamil dan melahirkan anak
hidup dari pasangan pria (suami) yang mampu menghamilkannya.
Infertilitas
-
Infertilitas
adalah kesulitan untuk memperoleh keturunan pada pasangan yang tidak
menggunakan kontrasepsi dan melakukan senggama secara teratur.
-
Secara praktis,
pasangan yang ingin punya, tetapi belum mempunyai anak dalam 1-2 tahun setelah
menikah, sering disebut infertile.
Infertilitas
dibagi menjadi 2 jenis:
1. Infertilitas primer : apabila istri belum pernah hamil
walaupun bersenggama tanpa usaha kontrasepsi dan tetap dihadapkan pada
kemungkinan kehamilan selama 12 bulan.
2. Infertilitas sekunder : apabila istri pernah hamil,
namun kemudian tidak terjadi kehamilan lagi walaupun bersenggama tanpa usaha
kontrasepsi dan tetap dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan
(ukuran frekuensi senggama yang adekuat 3x seminggu).
Syarat
fertilitas normal yaitu :
Ø Terjadi ovulasi (axis hypothalamus-hypofise-ovarium
normal)
Ø Tuba paten dan berfungsi (pick up dan system transport
normal)
Ø Fungsi sperma normal
Ø Coitus teratur dan benar
Ø Lender cervix normal
Ø Endometrium normal
Untuk
pemeriksaan pasangan infertil yaitu :
Prinsip bahwa setiap pasangan infertile harus
diperlakukan sebagai satu kesatuan tidak boleh dilupakan. Berarti kalau istri
saja yang harus diperiksa sedangkan suaminya tidak mau diperiksa, maka pasangan
itu tidak jadi diperiksa.
Syarat-syarat
pemeriksaan pasangan infertil
1.
Istri berumur
antara 20-30 tahun, baru diperiksa setelah berusaha mendapat anak selama 12
bulan.
2.
Pemeriksaan
dapat dilakukan lebih dini apabila:
-
Ada riwayat
mengalami keguguran berulang
-
Ada riwayat
penyakit/ kelainan metabolik/ endokrin/ sistemik
-
Ada riwayat
penyakit radang rongga panggul atau rongga perut
3.
Istri berumur
antara 31-35 tahun dapat diperiksa pada kesempatan pertama pasangan itu datang
ke dokter.
4.
Istri berumur
antara 36-40 tahun hanya dilakukan pemeriksaan infertilitas kalau belum
mempunyai anak dari perkawinan.
5.
Pemeriksaan
infertilitas tidak dilakukan pada pasangan infertil yang salah satu anggota
pasangannya mengidap penyakit yang dapat membahayakan kesehatan istri dan atau
anaknya.
Pemeriksaan
masalah Infertilitas
a.
Faktor pria
(suami)
-
Anatomi dan
fisiologi organ reproduksi
-
Fungsi ereksi
dan ejakulasi
-
Produksi dan
transport air mani
b.
Faktor wanita
(istri)
-
Anatomi dan
fisiologi organ reproduksi: pendekatan per organ (masalah vagina, masalah
serviks, masalah uterus, masalah tuba, masalah ovarium, masalah peritoneum,
masalah hormonal/endokrinologi). Hormonal chain penting
A.
INFERTILITAS
WANITA
o Masalah vagina : Sumbatan psikogen (vaginismus)
Sumbatan
anatomik (karena didapat ataupun bawaan)
Radang (karena Candida Albicans atau Trichomonas
vaginalis)
o Masalah serviks : Sumbatan canaliscervikalis
Lendir cerviks
yang abnormal
Malposisi
cerviks
Kombinasi
Kelainan anatomi
serviks (atresia, polips, stenosis, radang kronik)
o Masalah uterus : Radang endometrium
Gangguan
kontraksi uterus
Distorsi cavum
uteri karena polip atau mioma
o Masalah Tuba Falopii : Merupakan penyebab paling
sering masalah infertilitas
Frekwensinya
25-50%
B.
INFERTILITAS
PRIA
o Masalah Air Mani : Aspermia : tidak ada semen
Hiperspermia : vol semen > 6 ml
Hipospermia : vol semen < 1,5 ml
Oligozoospermia : Σ spermatozoa
< 20 jt/ml
Asthenozoospermia : motilitas < 50%
Teratozoospermia : morfologi normal < 50%
Azoospermia :
tidak ada spermatozoa dalam semen
Penaggulangannya :
Air mani
yang abnormal : dengan senggama
berencana pada saat masa subur istri
Mioma uteri : momectomy
Tuba yang
tersumbat : pembedahan
Endometriosis : terapi hormonal, operasi
II. KASUS
Pada
tanggal 5 Juni 2011 Ibu “S” datang bersama suaminya yang bernama bapak “T” ke
BPS Ny “Nurrohmah”
dengan keluhan setelah 5 tahun kelahiran anak pertamanya ibu belum hamil lagi sampai
sekarang, padahal ibu ingin
mempunyai anak lagi dan anak pertamanya juga sudah menginginkan seorang adik.
Selama ini ibu mengeluh kalau menstruasinya
tidak teratur. Ibu kawatir hal ini berkaitan dengan alat kontrasepsi yang
dipakai. Padahal ibu sudah berhenti
menggunakan alat kontrasepsi tersebut selama 2 tahun. Suami ibu menyarankan pada ibu untuk melakukan
pemeriksaan infertilitas.
Berdasarkan hasil anamnesa diperoleh data sebagai
berikut:
1. Identitas
(Biodata)
Nama
Pasien : Ny.
“S” Nama Suami : Bp.
“T”
Umur :
30 tahun Umur : 35 tahun
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama :
Islam Agama : Islam
Pendidkan :
SMA Pendidikan :
S1
Pekerjaan :
Ibu rumah tangga Pekerjaan : Guru
SD
Penghasilan : - Penghasilan :
Rp. 3.500.000/bln
Alamat
Kantor :
- Alamat
Kantor :
Jl. Dharmawangsa, Kediri
Alamat
Rumah: Grogol Alamat
Rumah :
Grogol
2. Riwayat
Menstruasi
Menarche :
11 tahun
Lama : 5-6
hari
Banyaknya : 2-3x ganti pembalut
Siklus : 28 hari
Teratur/tidak :
tidak teratur
Dismenorhoe :
pernah
Warna/bau :
normal/khas
3. Pola
Makan dan Minum
Makan
:
2x sehari (menu tidak seimbang, tidak teratur)
Minum : +
4 gelas/hari air putih
4. Pola
aktivitas sehari-hari
Istirahat :
teratur
Tidur :
siang : 2 jam, Malam : + 7 jam
Coitus : 2-3 kali seminggu
5. Pola
eliminasi
BAB :
1 x sehari (bau, warna khas, konsistensi lunak)
BAK :
+ 6 x / hari (bau dan warna khas)
6. Riwayat
KB
Kontrasepsi
yang pernah digunakan : suntik 3 bulanan
7. Riwayat
penyakit yang sedang diderita
Ibu
tidak sedang menderita penyakit kronis/ menular (hepatitis, jantung)
8. Riwayat
penyakit yang lalu
Ibu
tidak pernah menderita penyakit kronis/ menular (jantung, hepatitis)
9. Riwayat
penyakit keturunan
Ibu tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan
dalam keluarga (DM)
10. Perilaku
kesehatan
-
Minum alkohol,
obat-obatan : tidak pernah
-
Jamu yang sedang
digunakan : tidak pernah
-
Merokok, makan sirih,
kopi : tidak
pernah
-
Ganti pakaian dalam : 2x sehari
11. Riwayat
Sosial
-
Status perkawinan : kawin
-
Jumlah : 1
-
Lama perkawinan : 7
tahun
-
Jumlah keluarga yang
tinggal serumah : 2
orang
-
Susunan keluarga yang
tinggal serumah :
No
|
Jenis
Kelamin
|
Umur/Bln
|
Hubungan
Keluarga
|
Pendidikan
|
Pekerjaan
|
Ket
|
1.
2.
|
Laki-laki
Laki-laki
|
35 th
5 th
|
Suami
Anak Kandung
|
S1
TK
|
Guru SD
Pelajar
|
|
12. Keadaan
Psikologis
-
Hubungan ibu dengan
keluarga : baik
-
Hubungan ibu dengan
masyarakat : baik
III.
KONSELING YANG
DIBERIKAN
ü Masalah Menstruasi yang tidak teratur mungkin memang
ada kaitannya dengan Kontrasepsi yang dipakai ibu. Salah satu kelemahan dari KB
suntik adalah adanya mens yang tidak teratur.
ü Untuk pemeriksaan infertilitas ibu diberi konseling
terlebih dahulu bahwa infertilitas itu tidak sepenuhnya karena faktor dari
istri. Bisa juga karena faktor dari suami. Jika hendak dilakukan pemeriksaan,
istri dan suami sebaiknya semua diperiksa.
Infertilitas
karena faktor dari istri misalnya :
o Masalah vagina : Sumbatan psikogen (vaginismus)
Sumbatan
anatomik (karena didapat ataupun bawaan)
Radang (karena Candida Albicans atau Trichomonas
vaginalis)
o Masalah serviks : Sumbatan canaliscervikalis
Lendir cerviks
yang abnormal
Malposisi
cerviks
Kombinasi
Kelainan anatomi
serviks (atresia, polips, stenosis, radang kronik)
o Masalah uterus : Radang endometrium
Gangguan
kontraksi uterus
Distorsi cavum
uteri karena polip atau mioma
o Masalah Tuba Falopii : karena sumbatan, dll
o Adanya penyakit radang panggul
Dari faktor suami misalnya :
o Masalah Air Mani : Gangguan ereksi dan ejakulasi
Aspermia : tidak
ada semen
Hiperspermia : vol semen > 6 ml
Hipospermia : vol semen < 1,5 ml
Oligozoospermia : Σ spermatozoa
< 20 jt/ml
Asthenozoospermia : motilitas < 50%
Teratozoospermia : morfologi normal < 50%
Azoospermia :
tidak ada spermatozoa dalam semen
Setelah diketahui faktor penyebab infertilitas dari
hasil pemeriksaan tersebut dapat dilakukan penanggulangan berdasarkan
penyebabnya, misalnya :
Air mani yang abnormal : senggama
dilakukan secara berencana pada saat masa subur istri
Mioma uteri : momectomy
Tuba yang
tersumbat : pembedahan
Endometriosis : terapi hormonal, operasi
Bisa juga karena konsumsi nutrisi yang tidak seimbang
sehingga menyebabkan infertilitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar