ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
PEMBINAAN DUKUN BAYI
PEMBERITAHUAN IBU HAMIL UNTUK
BERSALIN DI TENAGA KESEHATAN (PROMOSI
BIDAN SIAGA)
PEMBIMBING :
ASRIYA NARO, SST
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PRODI DIII KEBIDANAN
TAHUN 2012
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
PEMBINAAN DUKUN BAYI
PEMBERITAHUAN IBU HAMIL UNTUK
BERSALIN DI TENAGA KESEHATAN (PROMOSI
BIDAN SIAGA)
OLEH :
1. Devita Hasta K. 30710005
2. Eka Karlina 30710010
3. Elok Vivin R. 30710011
4. Eva Try Y 30710012
5. Ira Nofiati 30710020
6. Tri Widayanti 30710035
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PRODI DIII KEBIDANAN
TAHUN 2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah yang
telah diberikan sehingga penyusunan makalah ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS ini
dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami
ucapkan terima kasih kepada ibu
Asriya Naro, S. ST selaku
dosen pembimbing dalam penyusunan makalah ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS ini yang
merupakan tugas semester yang harus kami selesaikan.
Kami menyadari
masih banyak kekurangan yang terkandung di dalamnya baik berupa penulisan serta
isi. Untuk itu kami mengharap saran yang membangun dari pembaca sebagai
penyempurnaan dari makalah yang kami susun. Semoga makalah ASUHAN KEBIDANAN
KOMUNITAS ini bermanfaat bagi pembaca.
Kediri, 28 Juni
2012
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Tingginya angka kematian ibu dan bayi
menunjukkan masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan. Delapan puluh persen
(80%) persalinan di masyarakat masih di tolong oleh tenaga non-kesehatan,
seperti dukun. Dukun di masyarakat masih memegang peranan penting, dukun di
anggap sebagai tokoh masyarakat.
Masyarakat masih mempercayakan pertolongan
persalinan oleh dukun, karena pertolongan persalinan oleh dukun dianggap murah
dan dukun tetap memberikan pendampingan pada ibu setelah melahirkan, seperti
merawat dan memandikan bayi. Untuk
mengatasi permasalahan persalinan oleh dukun, pemerintah membuat suatu
terobosan dengan melakukan kemitraan dukun dan bidan. Salah satu bentuk
kemitraan tersebut adalah dengan melakukan pembinaan dukun.
Upaya meminimalisasi dan menurunkan tingkat
kematian ibu hamil, bayi dan balita maka semua persalinan yang ditangani oleh
dukun bayi harus beralih ditangani oleh bidan. Kecuali hal-hal yang berhubungan
dengan adat dan kebiasaan setempat dengan menjalin hubungan antara dukun dan
bidan, tetapi kemitraan yang berjalan saat ini masih dalam batas pemaknaan
transfer ilmu pengetahuan, serta masih dalam bentuk pembinaan cara-cara
persalinan yang higienis kepada dukun bayi.
Salah satu kasus kesehatan yang masih
banyak terjadi di Indonesia adalah persalinan dengan pertolongan oleh dukun
bayi. Kenyataannya, hampir semua masyarakat Indonesia baik itu yang tinggal di
pedesaan maupun perkotaan lebih senang ditolong oleh dukun. Hal tersebut
disebabkan oleh tradisi dan adat istiadat setempat. Dan cara atau strategi
untuk membangun cohesive network di antara para pemuka setempat, masyarakat,
dukun dan bidan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan maternal dan perinatal
secara bersama-sama. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif.
Teknik yang digunakan adalah wawancara
mendalam. Informan yang dipilih adalah dukun bayi, bidan, ibu yang melahirkan
dengan pertolongan dukun bayi dan ibu yang melahirkan dengan pertolongan bidan. (Rita Yulifah,
Tri Johan Agus Y. 2009 : 131)
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1
Pengertian
promosi bidan siaga.
1.2.2
Pengertian
dan pembagian dukun bayi.
1.2.3
Tujuan
serta upaya pembinaan dukun bayi.
1.2.4
Peran dukun bayi dalam memberikan promosi kesehatan pada ibu hamil untuk bersalin dengan tenaga kesehatan.
1.2.5
Langkah-langkah
pembinaan dukun bayi.
1.2.6
Hambatan-hambatan
dalam pembinaan dukun bayi.
1.3
Tujuan
1.3.1
Tujuan Umum
Mengembangkan pengetahuan tentang Askeb V Kebidanan
Komunitas, khususnya pada pembahasan tentang pembinaan dukun bayi,
pemberitahuan ibu hamil untuk bersalin di tenaga kesehatan (promosi bidan
siaga).
1.3.2
Tujuan Khusus
1.3.2.1
Memahami
pengertian promosi bidan siaga.
1.3.2.2
Mengetahui
pengertian dan pembagian dukun bayi.
1.3.2.3
Menjelaskan
tentang tujuan serta upaya pembinaan dukun bayi.
1.3.2.4
Memberikan
promosi kesehatan pada ibu untuk bersalin dengan tenaga kesehatan.
1.3.2.5
Mengetahui
langkah-langkah pembinaan dukun bayi.
1.3.2.6
Mengetahui
hambatan-hambatan dalam pembinaan dukkun bayi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Promosi Bidan Siaga
Promosi adalah suatu usaha dari pemasar dalam menginformasikan dan
mempengaruhi orang atau pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan transaksi
atau pertukaran produk barang atau jasa yang dipasarkannya. (Rita
Yulifah, Tri Johan Agus Y. 2009 : 133)
Promosi
Kesehatan adalah proses memberdayakan atau memandirikan masyarakat untuk
memelihara, meningkatkan, dan melindungi kesehatannya melalui peningkatan
kesadaran, kemampuan, dan kemauan, serta pengembangan lingkungan sehat. Sasaran
promosi kesehatan adalah individu, keluarga, masyarakat, dan petugas pelaksana
program. (Syafrudin, 2009 :192)
Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan
bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kodifikasi dan diberi izin untuk
menjalankan praktek kebidanan wilayah itu. (Rita Yulifah, Tri Johan Agus
Y. 2009 : 133)
Bidan siaga adalah seorang bidan yang telah dipercaya
dan diberi kepercayaan yang lebih dari pemerintah/ negara untuk membantu
masyarakat. (Rita Yulifah, Tri
Johan Agus Y. 2009 : 133)
Promosi Bidan Siaga merupakan salah satu cara untuk
melakukan promosi bidan siaga, yaitu dengan melakukan pendekatan dengan dukun
bayi yang ada di desa untuk bekerja sama dalam pertolongan persalinan. Bidan
dapat memberikan imbalan jasa yang sesuai apabila dukun menyerahkan ibu hamil
untuk bersalin ke tempat bidan. Dukun bayi dapat dilibatkan dalam perawatan
Bayi Baru Lahir ( BBL). (Rita Yulifah, Tri Johan Agus Y. 2009 : 133)
Apabila cara tersebut dapat dilakukan dengan baik, maka
dengan kesadaran, dukun akan memberitahukan ibu hamil untuk melakukan
persalinan di tenaga kesehatan ( bidan ). Ibu dan bayi selamat, derajat
kesehatan ibu dan bayi diwilayah tersebut semakin meningkat. (Rita
Yulifah, Tri Johan Agus Y. 2009 : 133)
2.2 Profil Dukun Bayi
2.2.1 Pengertian Dukun Bayi
Dukun bayi adalah orang yang
dianggap terampil dan dipercaya oleh masyarakat untuk menolong persalinan dan
perawatan ibu dan anak sesuai kebutuhan masyarakat. (Dep Kes RI. 1994 : 2)
Dukun bayi adalah seorang anggota masyarakat yang pada umumnya adalah
seorang wanita yang mendapat kepercayaan serta memiliki ketrampilan menolong
persalinan secara tradisional. Ketrampilan tersebut diperoleh secara turun
temurun, belajar secara praktis atau cara lain yang menjurus kearah peningkatan
ketrampilan serta melalui tenaga kesehatan. Dukun bayi juga merupakan seseorang
yang dianggap terampil dan dipercaya oleh mayarakat untuk menolong persalinan
dan perawatan ibu dan anak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. (Meilani, Niken
dkk. 2009:134)
Seperti
diketahui, dukun bayi adalah merupakan sosok yang sangat dipercaya di kalangan
masyarakat. Mereka memberikan pelayanan khususnya bagi ibu hamil samapi dengan
nifas secara sabar. Apabila pelayanan selesai mereka lakukan, sangat diakui
oleh masyarakat bahwa mereka memiliki tarif pelayanan yang jauh lebih murah
dibandingkan bidan. Umumnya masyarakat merasa nyaman dan tenang bila
persalinannya ditolong oleh dukun bayi atau lebih dikenal dengan bidan di
kampong, akan tetapi ilmu kebidanan yang dimiliki oleh dukun bayi tersebut
sangat terbatas karena didapatkan secara turun temurun (tidak berkembang).
(Meilani, Niken dkk. 2009: 134)
2.2.2 Pembagian Dukun
Bayi
Pembagian dukun bayi,
Menurut Depkes RI, dukun bayi dibagi menjadi 2 yaitu :
2.2.2.1 Dukun
Bayi Terlatih, adalah dukun bayi yang telah mendapatkan pelatihan oleh tenaga
kesehatan yang dinyatakan lulus.
2.2.2.2 Dukun Bayi
Tidak Terlatih, adalah dukun bayi yang belum pernah terlatih oleh tenaga
kesehatan atau dukun bayi yang sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus.
(http://wwwfitry.blogspot.com/2011/02/pembinaan-dukun-bayi.html:23-04-2012:
10 :10)
2.2.3 Pembinaan
Dukun Bayi
Pembinaan adalah suatu usaha
yang dilakukan oleh seseorang, masyarakat, pemerintah dalam rangka meningkatkan
ketrampilan dan mempersempit kewenangan sesuai dengan fungsi dan tugasnya.
(Ambarwati, Eny. 2009:135)
Kemitraan adalah kerjasama yang
didasarkan atas kesepakatan-kesepakatan bersama antara beberapa pihak yang
terkait. (Ambarwati, Eny. 2009:135)
Pembinaan dukun adalah suatu
pelatihan yang di berikan kepada dukun bayi oleh tenaga kesehatan yang
menitikberatkan pada peningkatan pengetahuan dukun yang bersangkutan, terutama
dalam hal higiene sanitasi, yaitu mengenai kebersihan alat – alat persalinan
dan perawatan bayi baru lahir, serta pengetahuan tentang perawatan kehamilan ,
deteksi dini terhadap risiko tinggi pada ibu dan bayi, KB, gizi serta
pencatatan kelahiran dan kematian. (Rita Yulifah, Tri Johan Agus Y. 2009 : 132)
Pembinaan dukun merupakan salah
satu upaya menjalin kemitraan antara tenaga kesehatan (bidan) dan dukun dengan
tujuan menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Supervise / pembinaan
adalah bimbingan teknis yang
terus menerus dan berkesinambungan untuk mencapai suatu tujuan.
Menjangkau
2 aspek, yaitu: pembinaan ketrampilan dukun bayi dan pembinaan hasil
kegiatan yang dilaksanan oleh dukun bayi.
(Rita Yulifah, Tri Johan Agus Y. 2009 :
132)
2.2.3.1 Tujuan Pembinaan Dukun
Bayi
Untuk meningkatkan status
dukun, maka di lakukan upaya pelatihan dan pembinaan dukun dengan tujuan :
2.2.3.1.1
Agar
mereka memiliki pengetahuan dan ide baru yang dapat di sampaikan dan diterima
oleh anggota masyarakat.
2.2.3.1.2
Memperbesar
peran dukun bayi dalam program KB dan pendidikan kesehatan di berbagai aspek
kesehatan reproduksi dan kesehatan anak.
2.2.3.1.3
Untuk
memperbaiki kegiatan – kegiatan yang sebenarnya sudah dilakukan oleh dukun,
seperti memberikan, saran tentang kehamilan, melakukan persalinan bersih dan
aman, serta mengatasi masalah yang mungkin muncul pada saat persalinan,
sehingga angka kematian ibu dan bayi dapat dikurangi atau di cegah sedini
mungkin.
2.2.3.2
Manfaat
Pembinaan dan Kemitraan Dukun Bayi
2.2.3.2.1
Meningkatkan mutu ketrampilan dukun bayi dalam
memberikan pelayanan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2.2.3.2.2
Meningkatkan kerjasama antara dukun bayi dan
bidan.
2.2.3.2.3
Meningkatkan cakupan persalinan dengan petugas
kesehatan.
(Ambarwati,
Eny. 2009:136)
2.2.3.3
Upaya Pembinaan Dukun Bayi
Masyarakat
masih menganggap dukun sebagai tokoh masyarakat yang patut di hormati, memiliki
peranan penting bagi ibu – ibu di desa. Oleh karena itu, di butuhkan upaya agar
bidan dapat melakukan pembinaan dukun. Beberapa upaya yang dapat di lakukan
bidan di antaranya adalah :
2.2.3.3.1
Melakukan
pendekatan dengan para tokoh masyarakat setempat.
2.2.3.3.2
Melakukan
pendekatan dengan para dukun.
2.2.3.3.3
Memberikan
pengetahuan kepada para dukun tentang pentingnya persalinan yang bersih dan
aman.
2.2.3.3.4
Memberi
pengetahuan kepada para dukun tentang komplikasi – komplikasi kehamilan dan
bahaya proses persalinan.
2.2.3.3.5
Membina
kemitraan denga dukun dengan memegang asas saling menguntungkan.
2.2.3.3.6
Menganjurkan
dan mengajak dukun merujuk kasus – kasus risiko tinggi kehamilan kepada tenaga
kesehatan.
2.2.3.4 Pelaksanaan, Tempat , dan Waktu Pembinaan Dukun Bayi
Pelaksana
supervisi / bimbingan / pembinaan antara lain: dokter, bidan, perawat
kesehatan, petugas imunisasi, petugas gizi.
Tempat pelaksanaan
pembinaan dukun bayi dapat dilakukan di posyandu pada hari buka
oleh petugas / pembina posyandu atau pada perkumpulan dukun bayi dilaksankan di puskesmas.
Waktu pelaksanaan pembinaan dukun bayi, yaitu:
a.
Saat kunjungan supervisi petugas puskesmas di posyandu di
desa tempat tinggal dukun.
b.
Pertemuan rutin yang telah disepakat
c.
Waktu-waktu lain saat petugas bertemu dengan dukun bayi.
d.
Saat mendampingi dukun bayi waktu menolong persalinan
(Rita Yulifah, Tri Johan Agus Y. 2009 :
133)
2.2.4
Klasifikasi
Materi Pembinaan Dukun Bayi
2.2.4.1 Promosi Bidan Siaga
Promosi Bidan Siaga merupakan
salah satu cara untuk melakukan promosi bidan siaga, yaitu dengan melakukan
pendekatan dengan dukun bayi yang ada di desa untuk bekerja sama dalam
pertolongan persalinan. Bidan dapat memberikan imbalan jasa yang sesuai apabila
dukun menyerahkan ibu hamil untuk bersalin ke tempat bidan. Dukun bayi dapat
dilibatkan dalam perawatan Bayi Baru Lahir ( BBL). (Rita Yulifah, Tri Johan Agus Y. 2009 :
133)
Apabila cara tersebut dapat
dilakukan dengan baik, maka dengan kesadaran, dukun akan memberitahukan ibu
hamil untuk melakukan persalinan di tenaga kesehatan ( bidan ). Ibu dan bayi
selamat, derajat kesehatan ibu dan bayi diwilayah tersebut semakin meningkat.
(Rita Yulifah, Tri Johan Agus Y. 2009 : 133)
2.2.4.2
Peran
Dukun Paraji
2.2.4.2.1
Membantu
bidan dalam merencanakan kunjungan ke posyandu kelompok ibu atau KPKIA.
2.2.4.2.2
Mendampingi
bidan dalam melaksanakan kunjungan.
2.2.4.2.3
Memberikan
masukan tentang kebutuhan masyarakat akan kunjungan dan materi pelatihan atau
penyuluhan.
2.2.4.2.4
Memberikan
penyuluhan tentang :
2.2.4.2.4.1
Kebersihan
atau kesehatan secara umum.
2.2.4.2.4.2
Kesiapan
dalam menghadapi kehamilan.
2.2.4.2.4.3
Makanan bergizi dan pencegahan anemia.
2.2.4.2.4.4
Kematangan
seksual, dan kehidupan seksual yang bertanggung jawab.
2.2.4.2.4.5
Bahaya
kehamilan pada usia muda.
2.2.4.2.4.6
Perencanaan
keluarga sehat sejahtera (KB).
Salah satu cara untuk melakukan promosi
bidan siaga, yaitu dengan melakukan pendekatan dengan dukun bayi yang ada di
desa untuk bekerja sama dalam pertolongan
persalinan. Bidan dapat memberikan imbalan jasa yang sesuai apabila dukun
menyerahkan ibu hamil untuk bersalin ke tempat bu bidan. Dukun bayi dapat di
libatkan dalam perawatan bayi baru lahir.
(Rita Yulifah, Tri Johan Agus Y. 2009 :
133)
2.2.4.3 Peran Dukun Bayi dalam Memberikan Promosi
Kesehatan pada Ibu Hamil untuk Bersalin dengan Tenaga Kesehatan
2.2.4.3.1
Dukun
bayi mampu memberikan penyuluhan promosi kesehatan tentang tanda bahaya selama
kehamilan.
2.2.4.3.2
Dukun
bayi mampu memberikan penyuluhan promosi kesehatan tentang ketidaknyamanan
selama kehamilan serta cara mengatasinya.
2.2.4.3.3
Dukun
bayi mampu memberi penyuluhan promosi kesehatan tantang pentingnya menjaga
personal hygiene.
2.2.4.3.4
Dukun
bayi mampu memberikan penyuluhan tentang pentingnya tablet Fe pada ibu hamil
yang anemia, atas pengawasan bidan.
2.2.4.3.5
Dukun
bayi mampu mendeteksi dini resiko persalinan dengan harapan dapat membantu
tenaga kesehatan untuk membantu resiko persalinan yang terjadi.
2.2.4.3.6
Dukun
bayi dapat memberikan penyuluhan promosi kesehatan dengan memotivasi ibu hamil
agar bersalin dengan tenaga kesehatan.
2.2.4.3.7
Dukun
bayi mampu memberikan penyuluhan promosi kesehatan tentang tanda bahaya
persalinan.
2.2.4.3.8
Dukun
bayi dapat memberikan penyuluhan promosi kesehatan pada ibu hamil untuk
persiapan persalinanan.
2.2.4.3.9
Dukun
bayi mampu memberi penyuluhan promosi kesehatan tentang cara mengejan yang baik
saat bersalin.
2.2.4.3.10 Dukun bayi mampu memberikan penyuluhan
promosi kesehatan tentang pentingnya perawatan payudara.
2.2.4.3.11 Dukun bayi mampu memberikan penyuluhan
promosi kesehatan untuk pemberian ASI Eksklusif segera setelah persainan.
2.2.4.3.12 Dengan memberi penyuluhan dan promosi kesehatan
diharapkan dukun bayi mampu meningkatkan harapan hidup ibu dan bayi.
(Rita Yulifah,
Tri Johan Agus Y. 2009 : 133)
2.2.4.4
Langkah-Langkah
Pembinaan Dukun Bayi
Pembinaan
dukun di lakukan dengan memperhatikan kondisi, adat, dan peraturan dari masing
– masing daerah atau dukun berasal, karena tidaklah mudah mengajak seorang
dukun untuk mengikuti pembinaan.
Beberapa
langkah yang dapat di lakukan bidan dalam pembinaan dukun adalah sebagai
berikut :
2.2.4.4.1 Meminta
bantuan pamong desa untuk memotivasi dukun bayi agar bersedia mengikuti
pelatihan – pelatihan dukun yang di selenggarakan.
2.2.4.4.2 Mengajak
dukun bayi yang sudah di latih untuk ikut serta memberikan penyuluhan dan
membantu melakukan deteksi dini ibu risiko tinggi di posyandu maupun pada
kegiatan – kegiatan yang ada di masyarakat. (Rita
Yulifah, Tri Johan Agus Y. 2009 : 132 - 133)
2.2.4.5
Hambatan-Hambatan
Pembinaan Dukun Bayi
Hambatan – hambatan yang sering
di jumpai dalam melakukan pembinaan dukun di masyarakat di antaranya adalah
sebagai berikut:
2.2.4.5.1 Sikap Dukun yang Kurang Kooperatif
Faktor
yang menyebabkan sikap dukun tidak kooperatif adalah adanya perasaan malu
apabila di latih oleh bidan, dukun merasa tersaingi oleh bidan, dan dukun
terlalu idealis dengan cara pertolongan persalinan yang di lakukan.
Solusi :
Informasikan dan tekankan
kepada dukun bahwa pembinaan yang di lakukan bukan untuk melakukan perubahan
metode atau kebiasaan yang di lakukan oleh dukun dalam melakukan pertolongan
persalinan atau untuk bersaing. Akan tetapi, pembinaan yang di lakukan
bertujuan untuk memberikan suatu pemahaman baru dalam pelayanan kebidanan.
Bidan harus mengajak dukun untuk bekerja sama dengan cara memberikan imbalan
sebagai ucapan terima kasih. Libatkan dukun dalam perawatan bayi baru lahir,
misalnya memandikan bayi.
2.2.4.5.2 Kultur yang Kuat
Sosial budaya mengenai dukun
yang merupakan hambatan dalam upaya pembinaan dukun adalah sebagai berikut :
2.2.4.5.2.1 Dukun
bayi biasanya adalah orang yang di kenal masyarakat setempat.
2.2.4.5.2.2 Kepercayaan
masyarakat terhadap dukun di peroleh secara turun temurun.
2.2.4.5.2.3
Dukun
bayi masih memiliki peranan penting bagi perempuan di pedesaan.
2.2.4.5.2.4
Biaya
pertolongan persalinan dukun jauh lebih murah daripada tenaga kesehatan.
2.2.4.5.2.5
Pelayanan
dukun di lakukan sampai ibu selesai masa nifas.
2.2.4.5.2.6
Masyarakat
masih terbiasa dengan cara – cara tradisional.
Solusi :
Lakukan
berbagai metode pendekatan dengan tokoh – tokoh masyarakat, misalnya pamong
desa, para petua – petua desa, tokoh agama yang sangat berpengaruh pada pola
pikir masyarakat dengan memberikan penjelasan pentingnya pembinaan dukun,
sehingga tokoh – tokoh masyarakat dapat melakukan advokasi kepada masyarakat,
dan dapat memperbaiki kebudayaan yang melekat pada diri masyarakat yang dapat
merugikan kesehatan terutama kesehatan ibu dan bayi.
2.2.4.5.3
Sosial
Ekonomi
Masyarakat
denagn sosial ekonomi rendah atau miskin dengan pendidikan yang rendah
cenderung mencari pertolongan persalinan pada dukun. Masyarakat yang demikian
beranggapan bahwa dukun adalah seorang pahlawan, karena melahirkan di dukun lebih
murah, dukun bersedia di bayar dengan barang, dan pembayarannya dapat di
angsur.
Solusi:
Sosialisasikan atau apabila di
butuhkan musyawarahkan dengan masyarakat tentang biaya persalinan di tenaga
kesehatan (bidan). Bidan harus dapat bekerja sama dengan masyarakat mengenai
persalinan, berdayakan masyarakat dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu dan
bayi dengan pertolongan persalinan di tenaga kesehatan. Bidan dapat bekerja
sama dengan masyarakat untuk melakukan pemetaan ibu hamil, membentuk tabungan
ibu bersalin (Tabulin), donor darah berjalan, dan ambulan desa.
2.2.4.5.4 Tingkat pendidikan
Kebanyakan di masyarakat, dukun
adalah orang tua yang harus di hormati dan mempunyai latar belakang pendidikan
rendah. Oleh karena dukun memliki latar belakang pendidikan rendah, sehingga
tidak jarang dukun sulit untuk menerima pemahaman dan pengetahuan baru.
Solusi:
Bidan harus memiliki
ketrampilan komunikasi interpersonal dan memahami tradisi setempat untuk
melakukan pendekatan dan pembinaan ke dukun – dukun. Lakukan pendekatan sesuai
dengan tingkat pendidikan dukun, sehingga mereka dapat memahami dan menerima
pengetahuan serta pemahaman baru khususnya mengenai kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru
lahir.
(Rita Yulifah, Tri Johan Agus
Y. 2009 : 136 - 138)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dukun bayi adalah orang yang
dianggap terampil dan dipercaya oleh masyarakat untuk menolong persalinan dan
perawatan ibu dan anak sesuai kebutuhan masyarakat. (Dep Kes RI. 1994 : 2).
Tujuan pembinaan adalah untuk
meningkatkan status dukun, maka di lakukan upaya pelatihan dan pembinaan dukun
dengan tujuan : Agar mereka memiliki
pengetahuan dan ide baru yang dapat di sampaikan dan diterima oleh anggota
masyarakat, memperbesar peran dukun bayi dalam program
KB dan pendidikan kesehatan di berbagai aspek kesehatan reproduksi dan
kesehatan anak, untuk
memperbaiki kegiatan – kegiatan yang sebenarnya sudah dilakukan oleh dukun,
seperti memberikan, saran tentang kehamilan, melakukan persalinan bersih dan
aman, serta mengatasi masalah yang mungkin muncul pada saat persalinan,
sehingga angka kematian ibu dan bayi dapat dikurangi atau di cegah sedini
mungkin. (Rita Yulifah, Tri Johan Agus Y. 2009 :133).
Promosi Bidan Siaga merupakan salah satu cara
untuk melakukan promosi bidan siaga, yaitu dengan melakukan pendekatan dengan
dukun bayi yang ada di desa untuk bekerja sama dalam pertolongan persalinan.
Bidan dapat memberikan imbalan jasa yang sesuai apabila dukun menyerahkan ibu
hamil untuk bersalin ke tempat bidan. Dukun bayi dapat dilibatkan dalam
perawatan Bayi Baru Lahir ( BBL).
Peran Dukun Bayi dalam
Memberikan Promosi Kesehatan pada Ibu Hamil untuk Bersalin dengan Tenaga
Kesehatan:
a.
Dukun
bayi mampu memberikan penyuluhan promosi kesehatan tentang tanda bahaya selama
kehamilan.
b.
Dukun
bayi mampu memberikan penyuluhan promosi kesehatan tentang ketidaknyamanan
selama kehamilan serta cara mengatasinya.
c.
Dukun
bayi mampu memberi penyuluhan promosi kesehatan tantang pentingnya menjaga
personal hygiene.
d.
Dukun bayi mampu memberikan penyuluhan tentang
pentingnya tablet Fe pada ibu hamil yang anemia, atas pengawasan bidan.
e.
Dukun
bayi mampu mendeteksi dini resiko persalinan dengan harapan dapat membantu
tenaga kesehatan untuk membantu resiko persalinan yang terjadi.
f.
Dukun
bayi dapat memberikan penyuluhan promosi kesehatan dengan memotivasi ibu hamil
agar bersalin dengan tenaga kesehatan.
g.
Dukun
bayi mampu memberikan penyuluhan promosi kesehatan tentang tanda bahaya
persalinan.
h.
Dukun
bayi dapat memberikan penyuluhan promosi kesehatan pada ibu hamil untuk
persiapan persalinanan.
i.
Dukun
bayi mampu memberi penyuluhan promosi kesehatan tentang cara mengejan yang baik
saat bersalin.
j.
Dukun
bayi mampu memberikan penyuluhan promosi kesehatan tentang pentingnya perawatan
payudara.
k.
Dukun
bayi mampu memberikan penyuluhan promosi kesehatan untuk pemberian ASI
Eksklusif segera setelah persainan.
l.
Dengan memberi penyuluhan dan promosi
kesehatan diharapkan dukun bayi mampu meningkatkan harapan hidup ibu dan bayi.
3.2 Saran
3.2.1 Saran untuk Mahasiswa
Mahasiswa hendaknya lebih giat belajar lagi
terutama memahami perannya sebagai calon
bidan siaga yang terjun langsung di masyarakat untuk meningkatkan derajad
kesehatan masyarakat itu sendiri.
3.2.2 Saran untuk Masyarakat
Diharapkan masyarakat memahami setiap
wawasan/ pengetahuan yang diberikan oleh tenaga kesehatan terutama mengenai
resiko persalinan yang ditolong oleh non tenaga kesehatan, sehingga masyarakat
mengerti bagaimana menjaga keselamatan ibu dan bayi dengan bersalin di tenaga
kesehatan.
3.2.3 Saran untuk Tenaga
Kesehatan
Meningkatkan peran bidan pada fungsi sebagai pelaksana kebidanan lebih
meningkatkan kemampuan serta keterampilan yang dimiliki.
3.2.4 Saran untuk Institusi
Insitusi diharapkan membantu mahasiswa
dalam menyediakan referensi guna menunjang proses study demi meningkatkan
kualitas mahasiswa sebagai calon tenaga kesehatan yang kompeten.
DAFTAR
PUSTAKA
Ambarwati, Eny dkk. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Numed
Dep Kes RI. 1994. Pedoman Supervisi Dukun Bayi.
Meilani, Niken
dkk. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta
: Salemba Medika
Syafrudin, SKM,
M. Kes, dkk. 2009. Kebidanan Komunitas.
Jakarta : EGC.
Yulifah Rita,
Tri Johan Agus Yuswanto. 2009. Asuhan
Kebidanan Komunitas. Jakarta: Salemba
Medika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar